BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti ini semua
aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan
sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya
pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar
anak didik dapat merima didikan dengan baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar
sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar
tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka
sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid.
Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara
kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini
selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi
menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta
lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Sehingga dalam mengajar
diperlukan pendekatan dalam pembelajaran , pendidik harus pandai menggunakan
pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan
menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu
pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi
pendekatan yang pendidik ambil dalam pengajaran
Adapun yang
menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu peserta diskusi dapat:
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan (approach) pembelajaran adalah cara
yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yaitu:
Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke
dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang
difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan
penjabaran dari metode pembelajaran.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (J.R. David dalam
Sanjaya, 2008:126).
Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp dalam
Sanjaya, 2008:126).
Istilah strategi sering digunakan dalam banyak
konteks dengan makna yang selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa
diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi
aktivitas pengajaran (Ahmad Rohani, 2004 : 32).
Sementara itu, Joyce dan Weil lebih senang
memakai istilah model-model mengajar daripada menggunakan strategi pengajaran
(Joyce dan Weil dalam Rohani, 2004:33)
Nana Sudjana menjelaskan bahwa strategi mengajar
(pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat
mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih
efektif dan efisien (Nana Sudjana dalam Rohani, 2004:34)
Fungsi pendekatan bagi suatu
pembelajaran adalah :
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang
melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan
penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi
masing-masing siswa secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan individual
ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa.
Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuan anak
untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan menghargai orang
lain, kebutuhan rasa aman, dan juga sebgai makhluk sosial, anak mempunyai
kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun
dengan guru dan orang tuanya.
Ciri-ciri pendekatan individual :
Oleh karena
itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar mengajar,
interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan pribadi
yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung hal yang disebut
diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual
Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama
dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang
mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang memponyai
kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau
belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan. Tanpa ada rasa minder. Persaingan
yang positif pun terjadi dikelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajr
yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan
mandiri.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka
guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan
tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai,
dan bahan yang akn diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan
pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan
secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi
penggunaannya.
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik
bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan
pendekatan bervariasi pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa
permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam.
Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran dengan berbagai motif, sehingga
diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan
bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan
pengajaran.
Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru
lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu
contohnya, misalnya, ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak
jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris di depan pintu
masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan. Semua anak
perempuan berbaris dalam kelompok sejenisnya. Demikian juga semua anak
laki-laki, berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi, berisan dibentuk menjadi
dua dengan pandangan terarah kepintu masuk. Di sisi pintu masuk guru berdiri
sambil mengontrol bagaimana anak-anak berbarisdi depan pintu masuk kelas. Semua
anak di persilahkan masuk oleh ketua kelas. Mereka pun satu persatu masuk
kelas, mereka satu persatu menyalami guru. Semua anak-anak masuk dan pelajaran
pun dimulai.
Kasus yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya
satu, tetapi bermacam-macam jenis dan tigkat kesukarannya. Hal ini menghendaki
pendekatan yang tepat. Berbagai kasus yang terjadi selain dapat didekati dengan
pendekatan individual, pendekatan kelompok, dan juga pendekatan kelompok. Namun
yang penting untuk di ingat adalah bahwa pendekatan individual harus
bedampingan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan kelompok harus berdampingan
dengan pendekatan edukatif, dan pendekatan bervariasi harus berdampingan dengan
pendekatan edukatif. Dengan demikian, semua pendekatan yang dilakukan oleh guru
harus bernilai edukatif, dengan tujuan mendidik.
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil
kerdilnya jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak
dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan
secara hayat siswa dikandung badan.
Pendekatan kebermaknaan adalah
pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna.
Misalnya pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa Inggris.
Pendekatan kontekstual sudah lama dikembangkan oleh
John Dewey pada tahun 1916, yaitu sebagai filosofi belajar yang menekankan pada
pengembangan minat dan pengalaman siswa. Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) dikembangkan oleh The Washington State Consortium for
Contextual Teaching and Learning, yang bergerak dalam dunia pendidikan di
Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan
kepada guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual
di Amerika Serikat melalui Direktorat PLP Depdiknas.
Pendekatan kontekstual lahir karena kesadaran bahwa
kelas-kelas di Indonesia tidak produktif.
Apalagi
dalam Quantum Teaching ada istilah ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita,
dan hantarlah dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa
pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang
mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana
menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
Asas utama
quantum teaching
asas
utama quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan
dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa
langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia
yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi:
untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang
diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis
mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia
kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas
mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian
yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang
mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.
Prinsip-prinsip
quantum teaching
Prinsip-prinsip quantum teaching adalah
struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
Model quantum teaching
Quantum teaching mempunyai dua
bagian penting yaitu dalam seksi konteks dan dalam seksi isi. Dalam seksi
konteks, akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah: suasana
yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan
rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan dalam seksi isi, akan menemukan
keterampailan penyampaian untuk kurikulum apapun, disamping strategi yang
dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari:
penyanjian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk
belajar, dan keterampilan hidup.
Kerangka Rancangan Belajar
Quantum Teaching TANDUR:
Manfaatkan kehidupan
pelajar.dengan menyertakan diri mereka, pikat mereka, Tumbuhkan minat dengan
memuaskan “Apakah Manfaatnya BAgiKu” (AMBAK). Dengan menyertakan pertanyaan,
pantomime, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita.
Ciptakan atau
datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Unsur ini
memberi pengalaman kepada siswa, dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk
menjelajah. Pengalaman membuat anda dapat mengajar “melalui pintu belakang”
untuk memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka.
Penamaan adalah saatnya untuk
mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar. Misalnya
dengan menggunakan susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis, dan poster
di dinding. Dari situ guru membuat mereka penasaran, penuh pertanyaan mengenai
pengalaman mereka.
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukan
bahwa mereka tahu.misalnya dengan sandiwara, video, permainan, rap, lagu,
penjabaran dalam grafik.
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan
menegaskan,. pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku
tahu bahwa aku memang tahu ini
Menurut
Gardner, Intelegensi (kecerdasan) diartikan sebagai kemampuan untuk memecahkan
persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang
beragam dan dalam situasi yang nyata (1983, 1993). Menurutnya suatu kemampuan
disebut intelegensia (kecerdasan) jika:
Adapun
pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner adalah:
Ada sembilan
kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara
berpikir yang penting, yaitu:
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah
kata
Kecerdasan logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal
angka dan logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemogram
komputer
Kecerdasan spasial mencakup berpikir dalam gambar, serta
kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam
aspek dunia visual-spasial
Ciri
utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan
menciptakan irama dan melodi
Kecerdasan
naturalis adalah kemampuan dan kepekaan terhadap alam sekitar. Kemampuan yang
tinggi untuk membedakan berbagai jenis tumbuhan secara mendalam.
Adalah
kecerdasan fisik, kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh
dan keterampilan dalam menangani benda.
Ini
adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain.
Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat
dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan
emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing
hidupnya.
Kecerdasan eksistensialis adalah
kecerdasan yang cenderung memandang masalah-masalah dari sudut pandang yang lebih
luas dan menyeluruh serta menanyakan ”untuk apa” dan ”apa dasar” dari segala
sesuatu.
Pendekatan e-learning atau electronic learning merupakan
salah satu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat
elektronik, khususnya perangkat komputer. Karena itu maka e-learning
sering disebut juga ’online course’.
Edukasi.net memberikan beberapa keuntungan bagi guru dan
siswa antara lain:
Pendekatan Belajar Aktif adalah pendekatan dalam
pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang
aktif menuju belajar yang mandiri.
Pembelajaran aktif (Active Learning) dimaksudkan
untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimilki oleh anak didik,
sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai
dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran
aktif (Active Learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa
atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Yang
perlu menjadi acuan dalam setiap kondisi adalah tujuan intruksional yang akan
dicapai dalam proses belajar aktif.
Strategi yang dapat digunakan guru untuk mencapai tujuan
tersebut antara lain adalah :
Dari hasil gambar di atas, terlihat bahwa seorang siswa
sudah melalui proses belajar aktif jika ia mampu menunjukkan keterampilan
Pendekatan belajar kooperatif sangat
dikenal pada tahun 1990-an (Duffy & Cunningham, 1996). Oxford Dictionary
(1992) mendefinisikan kooperasi (cooperation) sebagai ”bersedia untuk
membantu” (to be of assistance or be willing to assist ).
Tiga konsep yang melandasi metode kooperatif:
Pendekatan
belajar kooperatif menganut 4 prinsip utama yaitu:
Belajar
berbasis masalah adalah alah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada
paradigma konstruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar siswa (student-centered
learning)
PBL mempunyai banyak variasi diantaranya terdapat lima bentuk belajar
berbasis masalah:
Definisi
pendekatan belajar berbasis masalah (problem based learning) adalah
suatu lingkungan belajar di mana masalah mengendalikan proses belajar mengajar.
Hal ini berarti sebelum pelajar belajar,
mereka diberikan umpan berupa masalah. Masalah diajukan agar pelajar mengetahui
bahawa mereka harus mempelajari beberapa pengetahuan baru sebelum mereka
memecahkan masalah tersebut.
BAB III
PENUTUP
Pendekatan pembelajaran dapat
berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau
merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam
perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Berdasarkan tinjauan diatas, jenis-jenis
pendekatan dalam pembelajaran dibagi menjadi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar